Senin, Agustus 11, 2008

Komite Sekolah Jangan Dijadikan Alat Legitimasi

NUNUKAN- Kepala kejaksaan negeri Nunukan Suleman Hadjarati mengakui, selama ini komite sekolah selalu dijadikan alat legitimasi untuk melakukan pungutan-pungutan terhadap siswa.
“Makanya saya tekankan, jangan sampai komite sekolah ini dijadikan forum untuk maksud dan tujuan yang diinginkan sekolah untuk pembebanan kepada masyarakat,”katanya.
Suleman setuju, komite sekolah dijadikan wadah komunikasi untuk orang tua murid dan sekolah, demi kemajuan pendidikan di sekolah itu.
“Tapi bukan untuk legitimasi memungut dari siswa,”katanya.
Suleman mengatakan, tak jarang orang tua yang tergabung dalam komite sekolah, merasa terpaksa menyetujui usulan sekolah yang dibungkus lewat komite itu.
“Kalau orang tua murid ngumpul, ada 40 orang dari berbagai lapisan masyarakat. Ada pengusaha, kepala dinas, ada juga anak nelayan yang hari ini mereka makan, nanti malam belum tentu makan,”katanya.
Lebih lanjut ia mengilustrasikan, saat sekolah lewat komite menawarkan program, dari 40-an orang tua murid itu, bisa saja 30 diantaranya yang memiliki kemampuan ekonomi, akan menyetujui program itu.
“Sedangkan yang lain, begitu lihat ke belakangan semua angkat tangan setuju, walaupun dia tidak mampu tetapi karena malu, mau tidak mau dia akhirnya ikut setuju juga. Nanti di rumah baru bertengkar dengan suami atau istrinya,”katanya.
Orang tua itu, kata Suleman, bukannya pelit tidak mau membayar berbagai pungutan dari komite sekolah.
“Tapi ekonominya yang tidak mampu. Dan yang seperti itu masih ada di Nunukan. Mereka hidupnya susah, padahal anaknya juga harus sekolah. Makanya, janganlah sampai ada pungutan macam-macam lagi, ada uang bangku, uang meja, uang gedung dan sebagainya,”katanya.
Untuk menindaklanjuti berbagai pungutan liar di sekolah, Selasa (5/8) lalu jajaran kejaksaan negeri Nunukan menghadirkan sejumlah kepala sekolah dan orang tua murid. Mereka di undang untuk dikonfirmasi terkait dugaan pungutan liar yang dilakukan pihak sekolah terhadap siswa baru.
Sementara itu, pihak SMA Negeri 2 Nunukan kembali merekrut guru honor yang sempat di pecat mulai Rabu (6/8) lalu.
Kepala SMA Negeri 2 Nunukan Husin Manu mengatakan, para guru ini mulai kembali mengajar sejak Sabtu (9/8), sehingga akfititas belajar dan mengajar siswa kembali normal.
“Kepala dinas pendidikan Nunukan berani memberikan jaminan kepada kami melalui komite sekolah untuk memungut partisipasi dari siswa baru. Karena dana inilah yang akan kami gunakan untuk membayar honor guru bantu tersebut,”katanya.
Perekrutan kembali para guru honor ini, termasuk respon dinas pendidikan Nunukan terhadap demonstrasi yang dilakukan ratusan siswa SMA 2 ke kantor DPRD Nunukan dan kantor dinas pendidikan nasional Nunukan selama dua hari berturut-turut.(noe)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan Sampaikan Komentar Anda Terhadap Berita Ini