Selasa, Desember 16, 2008

Dianggap Cemarkan Nama Khotaman, Aktifis LSM di Somasi


NUNUKAN- Lembaga bantuan hukum (LBH) Barisan Anak Bangsa (BAB) mengancam akan mengajukan tuntutan hukum secara pidana dan perdata terhadap aktifis LSM Lingham, Jamhari Ismail, jika tidak segera menyampaikan permohonan maaf melalui media massa.
M Hasoloan Sinaga, selaku penasehat hukum kasubdin bina marga, Khotaman, mengajukan somasi karena menilai Jamhari Ismail telah melakukan pembunuhan karakter baik secara pribadi maupun pejabat publik serta melakukan tindak pidana penghinaan, pencemaran nama baik, fitnah dan pencemaran terhadap seorang pejabat.
Hal itu dilakukan Jamhari Ismail dengan menjadi nara sumber koran kaltim, pada edisi Kamis (11/12) lalu dengan berita berjudul “Kepala Dinas PU Nunukan Diduga Suap Polisi”.
Dalam berita itu, Jamhari sebagai sumber berita dituding menginformasikan, jika kepala dinas PU Nunukan, Abdul Azis Muhammadiyah dan Khotaman telah diperiksa kepolisian resort Nunukan barkaitan dengan kasus dugaan penyuapan terhadap anggota tipikor Polda Kaltim.
“Bahwa isi pemberitaan yang demikian itu adalah pemberitaan yang tidak berdasarkan fakta dan secara implisit telah menuduh klien kami, Khotaman telah melakukan perbuatan suap terhadap polisi tipikor Polda Kaltim, yang bermaksud untuk melakukan penyelidikan atas kasus-kasus korupsi di Kabupaten Nunukan,”kata Hasoloan, dalam surat somasi yang tidak dilengkapi tanggal dan nomor surat.
Hasoloan menilai, isi pemberitaan tersebut tidak benar. Ia menuntut agar Jamhari menyampaikan permohonan maaf di koran kaltim selama 7 hari berturut-turut, setengah halaman berwarna.
“Jika saudara Jamhari tidak mengabulkan tuntutan/permintaan klien kami tersebut, dalam tempo 2x24 jam setelah disampaikannya somasi ini, maka klien kami mengajukan tuntutan hukum baik secaa perdata maupun pidana,”ancamnya.
Dikonfirmasi terpisah, hari ini, Jamhari malah mempersilahkan Khotaman melakukan gugatan.
“Saya tidak akan pernah menyampaikan permohonan maaf. Silahkan laporkan, saya juga sudah siap melakukan gugatan balik,”katanya.
Jamhari mengatakan, somasi yang disampaikan Khotaman jelas telah merugikan dirinya.
“Secara fsikologis, somasi itu saja telah merugikan keluarga saya. Istri saya bisa langsung sakit karena tidak mengerti persoalannya. Mereka telah mengancam saya kalau seperti ini,”katanya.
Jamhari menyarankan, agar Khotaman dan PH-nya membaca kembali berita korankaltim yang dimaksud.
“Saya tidak pernah menyebutkan kalau Azis, Khotaman dan Sofyang pernah diperiksa terkait kasus suap. Itu pernyataan dari Kapolres saat ditanyai wartawan,”katanya.
Menurut Jamhari, dirinya sama sekali tidak berurusan pada persoalan pemeriksaan ketiga pejabat itu.
“Saya hanya melaporkan oknum polisi itu karena diduga menerima suap. Kalau orang-orang PU itu diperiksa, bukan saya yang berkomentar,”katanya.
Sementara itu, Suyono, staf bina marga Nunukan, yang dikabarkan mendampingi dua oknum anggota polisi, tipikor Polda saat berada di Nunukan, keberatan jika dirinya harus dikait-kaitkan dalam kasus dugaan suap itu.
“Saya tidak terlibat dalam kasus itu,”katanya.
Ia mengatakan, saat kedua polisi itu berada di Nunukan, dirinya hanya mendampingi selama keduanya melakukan pemeriksaan proyek, terkait penyelidikan kasus korupsi.
“Waktu ke lapangan saya membawa mobil sendiri, tidak sama-sama mereka di mobil. Apalagi sampai menyupiri mereka,”ujar Suyono membantah pernyataan salah satu oknum anggota tipikor, yang mengait-ngaitkannya dalam masalah itu.(noe)

4 komentar:

  1. keinginan kubu khotaman untuk menuntut balik ke pak jamhari Ismail, sebenarnya sah-sah saja. Namun menurut hemat saya, statemen kubu mereka tidak lebih hanya seperti kebakaran jenggot imitasi yang selama ini disandang khotaman. Memelihara jenggot, tapi tingkah laku preman. Bukan rahasia lagi kalau selama ini khotaman, Sofyan, Abdi, Abd. Azis dengan kepongahannya akrab dan dekat dengan para preman proyek Nunukan. Ada indikasi jika mereka ini sengaja memelihara hubungan baik dengan para preman proyek dengan membagikan paket-paket proyek kepada mereka.Tendensinya apalagi kalau bukan untuk mendapat simpati jika menghadapi persoalan-persoalan.
    Sebenarnya praktek penyuapan seperti yang dilakukan oleh oknum-oknum PU dengan membawa para tim pemeriksa pesiar ke tawau, bukanlah yang pertama kali mereka lakukan. Tapi Berulang kali. Hanya saja karena apes, baru kali ini terbongkar.
    Lalu, gaya tim LBH BAB (Barisan Anak Bangsat) untuk menuntut balik Pak Jamhari semakin memperlihatkan arogansi dan kepongahan sebuah Ormas yang sebenarnya kerapkali menimbulkan masalah baru. Masih ingat kasus antar etnis setahun lalu yang melibatkan ormas BAB?
    Sangat jelas jika LBH BAB ingin melindungi dan memproteksi jaringan koruptor kakap di Dinas PU Nunukan, karena Azis, Khotaman, Sofyan dan Abdi Jauhari sebenarnya adalah boneka badut yang diposisikan oleh Bupati Nunukan melalui settingan Nardi Azis (mantu Bupati), untuk mengeruk dana sebanyak-banyaknya lewat proyek-proyek yang mereka atur. Apalagi jika bukan untuk meneruskan dominasi kekuasaan mereka di pemilu mendatang.
    Sayangnya mereka seperti kehilangan hati nurani utuk berbagi dengan komunitas tempatan.
    Ibarat api dalam sekam, potensi perpecahan di Nunukan sepertinya sangat riskan derulang kembali.

    BalasHapus
  2. Berkenaan dengan santernya pemberitaan di media cetak (Koran)soal kasus Korupsi dikabu paten Nunukan saya berkomentar secara umum Khusus untuk :
    1. LSM atau wartawan serta apapun namanya saya merasa perlu memberikan apresiasi/penilaian suka atau tidak suka, senang atau tidak senang saya beri angkat jempol atas kinerjanya tapi, semua itu perlu harus dibarengi bukti-bukti yang kuat dan akurat agar kinerja saudara patut untuk mendapatkan sebutan propesional dengan tujuan untuk menciptakan pemerintahan yang bersih dan wibawa, bersih dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme, berkenaan dari itu semua saya yakin tujuan anda Mulya tidak dibarengi atas dasar sirik atau membenci salah satu sesama manusia yang menjadi sasaran tembak.
    2. Untuk Penyelenggara Negara Baik Ekssekutif , Legislatif, aparat penegak hukum ( Kepolisi an, Kejaksaan maupun Kehakiman), berhenti lah bermain data mempola-pola, merekayasa, katakan S jika yang benar itu huruf S begitu juga katakan B jika memang itu huruf B,rakyat sudah muak dengan tingkah laku kalian semua, rakyat sudah menjerit minta keadilan, hentikan semua itu jangan ada istilah yang tak ada duit menderita didalam sel tahanan yang banyak uang tertawa-tawa di luar menikmati alam kebebasan, mau kalian apakan dan mau kalian bawa kemana Negara ini, ingat negara ini bukan milik mu saja, negeri ini milik semua yang ada didalam nya termasuk saya, ingat kamu hanyalah pelayan kami (rakyat), dari kami juga uang untuk gaji kalian dimana urat malumu, masihkah kamu punya nyali untuk berkata bahwa " Aku Seorang Manusia Kholifah " dan bukan Aku Seorang Binatang.

    BalasHapus
  3. Kupas Tuntas Korupsi Nunukan,,
    kami sebagai rakyat kecil (wong cilik) mendukung sepenuh hati....

    tidak ada yang bisa dibanggakan di nunukan,,apa yang mau kalian banggakan?????
    Gedung 5 tingkat kantor bupati,,,itu dah biasa...
    pembangunan aja lambat,,ekonomi macet..
    mau jadi apa??itu semua tergantung pemimpn - pemimpin kita yang diatas sana euuuyyyyy...

    ayo berantas sampai keakarnya,,buktikan kalau di nunukan juga ada pejabat yang korupsi....
    bawa berita ini ke tingkat nasional dan internasional.....


    JANGAN PERNAH MENYERAH MEMBELA YANG BENAR.....!!!

    BalasHapus
  4. dunia sudah dekat dengan kiamat, kebanyakan menurut nafsu saja, padahal tidak ada perjanjian mereka hidup lama. mungkin para koruptor setelah membaca ini...... besok atau lusa matiii lalu hartanya siapa yang nikmati ya... apa bawa masuk dalam kubur

    BalasHapus

Silahkan Sampaikan Komentar Anda Terhadap Berita Ini