Jumat, Desember 19, 2008

Khotaman Bantah Pernyataan Kapolres

NUNUKAN- Kasubdin bina marga, dinas PU Nunukan, Khotaman membantah pernyataan Kapolres Nunukan, AKPB Purwo Cahyoko melalui media ini, yang menyebutkan dirinya pernah diperiksa di unit P3D Polres Nunukan.
Menurutnya, tidak benar pemberitaan yang menyebutkan dirinya bersama kepala dinas PU Nunukan, Abdul Azis Muhammadiyah dan kasubdin Pengairan, Sofyang diperiksa sebagai saksi terkait keterlibatannya dalam kasus dugaan penyuapan terhadap dua anggota sat tipikor Polda Kaltim.
Lewat pengacaranya, M Hasoloan Sinaga SH, ia bahkan melayangkan somasi masing-masing kepada Kapolres Nunukan, aktifis LSM Lingham, Jamhari Ismail termasuk kepada pimpinan redaksi Koran Kaltim, Syarkowi V Zahri.
“Klien kami menyatakan dan membantah keras isi pemberitaan tersebut,”kata Hasoloan.
Khotaman lewat pengacaranya itu mengatakan, pemberitaan korankaltim edisi 11 Desember 2008, yang pertama kali memuat berita soal dugaan suap itu, sama saja telah melakukan pembunuhan karakter terhadap Khotaman, baik selaku pribadi maupun sebagai pejabat publik. Selain itu telah mencemarkan nama baik, fitnah dan pencemaran terhadap seorang pejabat.
Ia juga menyoal pemberitaan korankaltim yang menurutnya tidak pernah melakukan wawancara atau konfirmasi terhadap Khotaman. Sehingga tindakan wartawan korankaltim dinilai melanggar kode etik wartawan Indonesia.
Pernyataan pengacara ini bertolak belakang dengan apa yang sudah dilakukan wartawan korankaltim di Nunukan, untuk mendapatkan konfirmasi dari tiga pejabat tersebut.
Tanggal 10 Desember 2008, sehari sebelum berita itu diterbitkan, korankaltim menyambangi kantor PU Nunukan. Namun ketiga pejabat ini tidak berada di tempat. Menurut keterangan seorang staf dinas PU Nunukan, ketiganya sedang mengikuti rapat di Jakarta.
Korankaltimpun lalu menghubungi nomor handphone Abdul Azis dan Khotaman, namun tidak aktif. Nomor lain Abdul Azis memang aktif, namun berkali-kali dihubungi tak juga dijawab. Upaya terakhir yang ditempuh, dengan mengirimkan pesan singkat ke nomor hendphone keduanya, tapi tak kunjung mendapatkan jawaban.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Nunukan, AKBP Purwo Cahyoko kepada korankaltim tadi sore, mengakui jika Abdul Azis, Khotaman dan Sofyang pernah diperiksa unit P3D Polres Nunukan.
“Iya benar, mereka sudah diperiksa di unit P3D Polres Nunukan. Mereka diperiksa karena hubungannya dengan dua oknum anggota sat tipikor Polda Kaltim, yang terperiksa dalam kasus terkait penyelidikan sejumlah dugaan korupsi di Nunukan,”ujarnya.
Ia mengatakan, apakah memang dalam kasus itu terjadi suap antara pejabat PU Nunukan dengan anggota tipikor Polda Kaltim tersebut, hal itulah yang perlu dibuktikan lebih lanjut dalam pemeriksaan yang dilakukan Propam Polda Kaltim.
“Soal status mereka (ketiga pejabat PU,red) itu masih sebatas saksi waktu menjalani pemeriksaan di Polres Nunukan. Kalau misalnya nanti akan dijadikan tersangka, itu Polda yang memutuskan. Kami hanya melakukan pemeriksaan,”katanya.
Sementara itu, aktifis LSM Jamhari Ismail, Kamis (19/12) kemarin melaporkan sejumlah bukti-bukti, yang menguatkan jika dua oknum polisi sat tipikor Polda itu pernah menerima fasilitas dari tiga pejabat PU Nunukan.
Diantaranya, plesir ke Tawau, Malaysia, yang langsung ditemani Abdul Azis Muhammadiyah, Khotaman dan Sofyang. Hal itu dibuktikan dengan manifest kapal regular Nunukan-Tawau yang menyebutkan nama serta nomor pas lintas batas (PLB) kelima orang itu.
Laporan yang disampaikannya itu langsung diterima wakapolres Nunukan, Kompol Indra Napitupulu.
“Laporan ini saya harap bisa disampaikan ke Kapolda Kaltim,”kata Jamhari.
Dua oknum tipikor Polda Kaltim itupun masih menerima sejumlah fasilitas lainnya dari pejabat dinas PU Nunukan.
Suyono salah seorang staf bina marga dalam keterangannya kepada wartawan sebelumnya, mengatakan, dirinyalah yang membayari makan minum termasuk hotel kedua anggota polisi itu. Uang itu diantaranya sebesar Rp4 juta, diberikan oleh Khotaman.
Informasi lain yang sempat diperoleh korankaltim, Abdul Azis dalam pemeriksaan di Polres Nunukan, sempat mangkir dua kali saat hendak diperiksa.
“Sebenarnya dia mau kami hadirkan paksa dalam pemeriksaan itu, tapi tiba-tiba pada panggilan ketiga dia datang,”kata seorang perwira pertama di Polres Nunukan.(noe)

4 komentar:

  1. Dasar si jenggot imitasi, Khotaman Masih juga pandai berkilah, mencari-cari alasan. Logikanya, masak seorang kapolres berani berbohong kalau anda memang pernah diperiksa di Mapolres Nunukan? Apa dia mau nasibnya seperti 2 anggota Tipikor yang disuap?
    Apa Khotaman sudah hilang ingatan? Lupakah jika salah satu staffnya, yang akrab dipanggil si Tambi, pernah mengantarnya ke Mapolres untuk diperiksa? Seharusnya anda segera saja bertaubat, mengucap Istigfar, semoga anda ditunjuki jalan oleh Allah ke Jalan yang benar. Karena selama ini entah sadar atau tidak anda sudah melangkah jauh keluar dari norma-norma agama. Gaya hidup anda yang dulunya selalu dekat dengan para Ustad bersorban, kini sangat jauh berubah. Anda kini tak ubahnya harimau yang rakus dengan materi. Bergaul dengan kelompok preman, menyebut diri panglima, bahkan sudah tidak malu-malu lagi menyentuh dunia hiburan malam. Mungkin sebentar lagi anda akan mentasbihkan diri sebagai seorang nabi seperti Lia Eden.
    Sadarilah jika kepongahan anda selama ini tidak akan kekal. Kemurkaan Allah pada anda suatu saat akan datang. dan tanda-tanda itu secara perlahan semakin mendekati anda.
    Di sisi lain, pengerahan LBH BAB (Barisan Anak Bangsat ) melalui sang pengacaranya, tidak lebih sebagai show power yang tak ada lagi artinya. Sampai putus urta leher andapun mati-matian membela si panglima kunyuk akan sia-sia. Karena kini aparat penyidik yang didukung seluruh masyarakat sudah muak dengan tingkah laku anda. Semoga anda segera dipenjara, biar sadar dan kapok............

    BalasHapus
  2. Keinginan Pejabat SubDin Bina Marga (Khotaman)melalui pengacaranya hasoloan dan Barisan Anak Bangsa Indonesia ( BABI ) yang di komandoinya sendiri sebaiknya dibatalkan saja, dari pada hanya menambah pasal demi pasal yang akan dikenakan pada dirinya terutama pasal kebohongan memberikan pernyataan palsu yang nota bene sudah ada di kepolisian semua, semua barang bukti beli apa di tawau malaysia jalan kemana saja rekaman pembicaraan dari yang mengerahkan dan yang dikerahkan semua sudah ada di penyidik tinggal penyidik mau diapakan, jadi saya sarankan lebih baik pasrah saja dalam kaitannya dengan kasus suap menyuap tipikor Polda Kaltim, dari kontraktor yang keberatan kalau 1 Paket Rp. 100 Juta setorannya hingga yang sudah nyetorpun/merealisasikan sudah menguap ke Udara dalam arti sudah diketahui publik kenapa mesti mengelah, bukankah masing-masing punya peran Azis Muhammadyah sebagai penentu kebijakan, Khotaman sebagai pelobi, Ir. Sopyang sebagai Pelaksana Lapangan dalam arti yang mengoling para kontraktor untuk dimintai dana, jadi kenapa cari kambing hitam untuk mengaburkan semua masalah atau cari cari alibi lain.

    BalasHapus
  3. Luar biasa memang si khotaman ini. Cocoknya jadi pemain sinetron. Karena pandai beracting, bermain sandiwara, serta memiliki wajah yang bisa menipu banyak orang. Coba saja lihat, Pura-pura pelihara jenggot supaya dianggap alim oleh orang-orang, ternyata tak ubahnya singa berhati serigala.
    Hebatnya lagi, sangat piawai mengambil hati sang Bupati yang sama-sama bloon, alias pandai cari muka. Di lain pihak, sangat mahir menyanjung orang jika berhadapan muka, tetapi seketika berubah jadi buaya lapar dengan menyingkirkan pihak yang dianggap bersaing diposisinya. Caranya dengan meniupkan gosip fitnah terutama ke telinga bupati bahwa si ini nakal, si itu bukan kubu kita, dan sebagainya. Suyono menjadi salah satu contohnya. Padahal sebelumnya Suyono termasuk rajin menemani beliau ke sana kemari, padahal tidak sadar sudah dianiaya lewat pintu belakang. Tapi Suyono mungkin sekarang sudah tahu trik Khotaman. Makanya ia mulai juga bernyanyi dengan menyebut uang 4 jt, berasal dari khotaman untuk biaya makan, minum, dan hotel 2 anggota tipikor.
    Kehebatan lain KHotaman, sangat lihai mendekati kontraktor-kontraktor besar tanpa ada rasa malu, tentu saja ada maksud lain yang ditarget. Lihat saja beberapa waktu lalu, 1 mobil kijang LGX warna perak yang ia beli dari Ardi (salah seorang kontraktor/Ketua RT), sempat ditukar pakainya dengan 1 unit mobil Strada Merah milik H. Hamka/Herman Hamid (AMALIA) tanpa rasa malu. Seakan memperlihatkan ke masyarakat kepongahan dan kekuasaannya.
    Kabar terbaru dari komunitas jamaah yang dulu sering bersama-sama melakukan pengajian dengan khotaman, kini malah balik memandang sinis. Ternyata pakaian muslim putih yang dulu sering ia kenakan hanyalah jubah imitasi tameng penipuan karakter. Jadinya, banyak orang merasa telah dibodohi khotaman, termasuk saat suksesi bupati kemarin, mampu menarik banyak simpati massa. Tapi kini semua masyarakat telah sadar atas semua kebohongan yang ia lakukan. Semoga tidak ada lagi yang percaya Khotaman...............

    BalasHapus
  4. khotaman , ternyata telah menipu kita selama ini ,dia memasang muka baik hati tapi sebenarnya kebalikannya , ia bagaikan serigala berbulu domba,padahal ia sudah tua,tidak ingat umur....apa diatidak ingat keluarganya? saya sangat kasihan pada keluarganya , memiliki kepala keluarga seperti itu.....

    BalasHapus

Silahkan Sampaikan Komentar Anda Terhadap Berita Ini